Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Masyarakat Adat Amungme Terusir di Tanah Sendiri.

Gambar
Penulis : Saman Rekol Aktifis Kopi Makassar Ada metologi di tengah masyarakat Papua tentang manusia sejati yang berasal dari seorang ibu. Kematiannya menjadi tanah yang membentang sepanjang daerah Amungsal, tanah Amugme. Secara adat, tanah ini tidak di bolehkan untuk di masuki. Pada tanggal 7April 1967, sekitar tiga pekan Seoharto di lantik sebagai pejabat Persiden saat itu. Pemerintah mulai mengambil kebijakan untuk melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembagunan ekonomi, Maka pemerintah mengambil suatu langkah yang strategis yang berdampak buruk pada masyarakat Papua. Yaitu: megeluarkan serta mengesahkan Undang-Undang No 1 tahun 1967 dan memberikan kontrak pertama kepada Freeport selama 30 tahun. Saat itu, Mimika masih hutan belantara. Masyarakat masih di manjakan oleh alam. Babi, sagu, kepiting, masih bisa di dapatkan dengan mudah. Sekarang ini, Mimika sudah di padati dengan rumah-rumah beton dan berbagai kendaraan mewah. Sejak Freeport masuk ke tanah

Merdeka Bana Foin Ba?

Gambar
(Pertanyaan Perenungan Kritis HUT NKRI ke-73 di Aru) Oleh: Haroly Chundrat Darakay, S.Si (Pembela HAM Kepulauan ARU) Seperti biasa, menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat banyak perlombaan yang diselenggarakan. Masyarakat sangat antusias mengikuti perlombaan. Di setiap sudut kota terpasang bendera atau umbul-umbul. Semua bangunan dicat dengan warna cemerlang. Jalanan yang rusak diperbaiki. Di daerah lain, jalan raya diperbaiki dengan aspal butas, tapi di daerah kami menggunakan campuran semen, bersatu-padu dengan aspal yang rusak. Daerah kami memang beda. Beda soal penataan kota, terutama menjelang hari kemerdekaan. Dengan dana yang cukup besar, pemerintah ingin perayaan hari kemerdekaan harus beda dari hari-hari biasa. Sudah sewajarnya kita merayakan dengan meriah hari kemerdekaan negara kita. Beriringan dengan itu sekilas muncul pertanyaan, mampukah orang memahami apa sesungguhnya makna kemerdekaan ini? Jangan-jangan kita hanya