Mengapa Saya Harus Menulis

Oleh: Inda
Aktifis GeHAM Bali

Mengapa saya menulis? Judul yang diberikan oleh mentor dan harus dituangkan dalam sebuah tulisan. Aku berpikir sejenak dan kembali bertanya pada diriku. Mengapa? Aku seolah tidak menemukan jawaban yang pasti atas pertanyaan tersebut. Bahkan setelah beberapa kali pertanyaaan tersebut kembali aku resapi, hasilnya tetap nihil.
Bayangan masa lalu tentang berbagai taktik yang aku gunakan untuk melatih diriku menulis kala itu kembali aku bayangkan. Berharap aku menemukan satu jawaban yang cukup baik untuk dituangkan dalam sebuah paragraph namun sama saja. Aku tidak menemukan jawaban yang tepat. Semua yg aku lihat disana hanyalah alasan-alasan berhenti menulis, ketika aku berusaha menemukan alasan kenapa aku menulis.
Aku pernah menulis atau tepatnya berusaha untuk melatih diriku menulis. Aku mulai menuliskan hal-hal yang aku sukai dan cintai. Aku pernah menulis tentang almarhum ayahku karena aku mencintainya. setelah tulisan tersebut rampung, aku tidak pernah mengizinkan siapapun untuk membaca tulisan itu. Aku tidak PD. Aku takut diejek atau ditertawakan atau bahkan dibuli. Aku juga menulis beberapa opini tapi semuanya itu berakhir di laptop. Sesudah aku membacanya beberapa kali aku memilih untuk menghapus tulisan-tulisan tak berbobot tersebut. Itulah yang aku lakukan. Menulis, membaca tulisanku sendiri dan menghapusnya setelah bebrapa kali aku baca. Menulis untuk diri sendiri. menyedihkan.
Satu-satunya tulisan yang mungkin dibaca oleh orang lain adalah skripsiku. Bagian yang aku tulis, dibantu oleh supervisor dan dicetak dalam bentuk buku kemudian disimpan di kampus. Aku begitu berharap bahwa tulisan tersebut dibaca oleh adik-adik juniorku. Aku sedikit terhibur dengan harapan konyolku ini. Aku tak bangga untuk itu tapi itulah yang terjadi. Bisa dikatakan itulah alasanku menulis. 
Menulis karena keharusan, menulis karena tuntutan pendidikan. Alasan yang mungkin sebagian orang gunakan untuk menulis. Tapi aku berharap aku akan memiliki alasan yang lain untuk menulis setelah aku selasai dari tempat ini. Alasan yang tidak dibuat-buat atas sebuah tuntutan keharusan. aku ingin menulis karena aku ingin menulis sambil berharap aku memiliki sedikit keberanian untuk dikritik dengan demikian aku tau ada yang membaca tulisanku.

Jakarta, 9 Maret 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hentikan Teror Pada Aktivis Papua, Septi Meidodga

Kami Hidup Tapi Mati

ATAS NAMA DEMOKRASI DAN KONSTITUSI BEBASKAN SEPTI MEIDODGA, PEMBELA HAM PAPUA