Kembalikan Kemerdekaan Perempuan
(Makna Dirgahayu Republik Indonesia dalam konteks krisis HAM Perempuan Adat Aru) Foto Masyarakat Adat Aru Dok. Pribadi Oleh: Haroly Chundrat Darakay S.Si Peneliti Aliansi Masyarakat Adat Aru Dingin pagi yang menusuk tubuh memberi stimulus untuk menarik selimut ke atas lalu tidur. Tetapi tidak bagi Nelly Margareta seorang perempuan adat yang hidup di salah satu desa di Aru Tengah, Propinsi Maluku. Dingin pagi tidak mampu membunuh semangatnya untuk tetap bekerja. Cuaca yang tidak bersahabat sudah biasa baginya. Justru sang suami yang tak bisa lepas dari pelukan bantal guling, tak tahan udara dingin. Suami baru bisa bekerja jika matahari telah terbit menusuk tembus selimutnya. Suaminya seorang pekerja serabutan, kadang di darat, kadang di laut, mengikuti musim panen hasil alam di Desa mereka. Eta (sapaan Nelly Margareta) merupakan sosok pekerja keras. Dia tidak mempedulikan budaya patriarkal yang kental di masyarakat bahwa mencari nafkah merupakan tanggungjaw