Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Pabrik Sawit dan Pelanggaran HAM Berkepanjangan

Penulis : Kottir Aktifis Makassar Awalnya saya tidak ingin menulis persoalan ini, tetapi jari-jari saya gatel ingin merangkai kata menjadi kalimat. Saya akan membahas soal sawit yang ada di Kabupaten Mamuju Utara Propinsi Sulawesi Barat. Sudah berulangkali saya memperhatikan masyarakat Bambaloka, Baras hingga Pasayangkayu, diwilayah ini sangat berpotensi tanaman jangka pendek, seperti jagung, padi, bahkan Kakao dan Jeruk pernah jaya di kampung ini. Namun beberapa tahun silam perusahaan sawit memasuki daerah ini. Hingga suatu hari saya bertemu dengan salah seorang petani. Orang tua separoh baya itu bercerita tentan awal masuknya perusahaan sawit ( saya tidak sebut nama perusahaannya ya.), ia menceritakan bagaimana liciknya perusahaan tersebut. Perusahaan itu telah merampas tanah milik masyarakat dengan iming-iming hasil sawit akan melimpah, pada saat itu pula masyarakat mengorbankan tanaman kakao dan jeruk diganti menjadi sawit. "Tanah kami dirampas, kami tak bisa berbuat ap

Garsira Pedagang Pasar Timur

Gambar
(Tinjauan Kritis Ketidakadilan terhadap Perempuan Aru Pedagang Pasar Timur Dobo dari Sudut Pandang HAM) Oleh : Haroly Chundrat Darakay S.Si Admin : Kortir Pengantar Bagi sebagian orang, bangun dipagi hari sangat baik untuk menghirup udara segar dengan berolahraga. Hal itu berguna bagi kesehatan. Tetapi bagi garsira pedagang Pasar Timur (salah satu pasar di bagian timur kota Dobo), kesehatan memang penting namun lebih penting  mencari nafkah bagi kehidupan anak dan keluarga. Istilah garsira disini menunjuk pada mama-mama pedagang di Pasar Timur. Tidak menghiraukan dinginnya udara pagi, mereka tetap menyibukkan diri dengan mempersiapkan barang dagangannya. Mereka lalu berjualan selama berjam-jam, bahkan  hingga sore hari. Itulah pilihan yang harus dilakukan. Kalau tidak berjualan, darimana mereka mendapat makanan, dengan apa mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya? Meskipun tidak memiliki kios permanen, tidak menghalangi semangat mereka berjualan. Badan jalan dan trotoar dimanfaatkan

Pemerintah Gagal Paham Adat Suku di Manokwari

Gambar
Kehidupan sosial masyarakat membuat keseimbangan hidup tidak relatif damai, di tanah papua memiliki 250 suku dengan adat istiadat budaya yang berbeda beda. Namun pada kenyataanya Papua masih berkehidupan adat dalam membangun keluarga bersama, seperti Suku Arfak di Manokwari kehidupan mereka masih menggunakan pola hidup adat dalam kehidupan sosial masyarakat. Namun pemerintah pusat sampai daerah tidak memahami kehidupan masyarakat adat di Papua karena kebijakan pemerintah dengan menerima serta mengijinkan perusahaan-perusahaan masuk ke tanah Papua itu justru memberikan dampak buruk bagi masyarakat adat karena kehidupan adat mereka akan tergeser dan mengakibatkan degradasi terhadap masyarakat adat setempat, seperti perusahaan kelapa sawit di Manokwari wilayah Warmare Prafi Masni dan Sidey. Kehadiran perusahaan sawit tersebut telah merubah pola hidup masyarakat Meyah sub suku dari Arfak, dengan berburu, berkebun itu sudah berubah menjadi mengharap gampan dari perusahaan ketika buah saw