Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Kekejaman Sistematis pada Anak-anak Buruh Perusahaan

Gambar
Penulis : Dara Hilda Maisyita Aktifis Flowers Aceh Laskar Pelangi adalah satu satu film favoritku ketika Aku masih duduk dibangku SMA dulu, kali ini setelah lima tahun lulus dari bangku sekolah aku mencoba menontonnya kembali, berharap menemukan analisa yang baru dari film itu. Film itu menceritakan berlatar belakang tahun 1970-an tentang sepuluh anak di Pulau Belitong yang memiliki semangat bersekolah yang tinggi ditengah-tengah pergelutan kemiskinan yang mendera. Sekolah yang mereka tempatipun sangat mengkhawatirkan, padahal SD tersebut merupakan sekolah Islam tertua di pulau itu yang sudah melahirkan generasi-generasi penerus sebelumnya. Namun tidak ada upaya dan perhatian dari pemerintah untuk memenuhi pendidikan anak Pulau Belitong terhadap fasilitas sekolah. Aku melihat persoalan lain dari Film itu yang sedikit membahas mengenai sebuah perusahaan tambang yang pernah masuk dan berjaya di sana. Disitulah letak kesengsaraan masyarakat Pulau Belitong. Diceritakan bah

Konsolidasi Gerakan HAM Nusantara diawali di Kota Makassar

Gambar
GehamNusantara- Makassar, Konsolidasi Gerakan HAM Nusantara (Geham) pertama kali dilakukan di Kota Makassar Sulawesi Selatan, Sabtu, (17/5/2017). Konsolidasi ini dilakukan di sekertariat Komunitas Pondok Intelektual (Kopi Makassar), Jalan Tidung Kota Makassar yang dihadiri oleh anggota Kopi Makassar, materi dibawakan oleh Septi Meidodga, salah seorang penggerak Geham Nusantara. Septi, sapaan akrab Septi Meidodga mengawali dengan pemaparan materi gerakan sosial, “Gerakan sosial itu harus dibangun dengan organisasi yang kuat,” kata Ketua Gempar Manokwari Papua Barat tersebut. Selain itu, Septi mengatakan, Kopi Makassar harus menjadi motor penggerak untuk melakukan pengorganisasian masyarakat di Kota Makassar, “Kopi Makassar harus menjadi ikon gerakan demi terwujudnya cita-cita bersama,” ujarnya.  Penulis: Kottir

Kekuasaan Ekonomi Global Dalam Rezim Orde Baru di Indonesia

Gambar
Septi Meidodga Oleh : Septi Meidodga aktifis Gempar Manokwari Mencermati dinamika fakta pengembangan ekonomi global di Indoneseia dengan maraknya perusahaan asing, yang masuk dan menanam saham (Pemodal) dalam berbagai bentuk aspek berdasarkan kerja sama antara Pimpinan–Pimpinan perusahaa dengan Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ir Soeharto sebagai Pemegang kekuasaan atas semua rakyat Indonesia pada saat itu. Ir Soeharto dalam kepemimpinanya sebagai Presiden di Indonesia, telah menjadi sebuah angin segar bagi Kapitalis didunia untuk berbondong-bondong bergandengan tangan masuk di Indonesia. Dengan kepentingan menanam saham dengan pembangunan pabrik pakaian, pabrik sepatu, dan lain sebagainya dengan berbagai macam jenis merek seperti, Nike,Adidas, semua produk tersebut akan di distribusikan ke semua masyarakat Indonesia sebagai konsumen dari produk perusahaan tersebut. Berdirinya Perusahaan pabrik-pabrik tersebut tentunya membutuhkan begitu banyak karyawan t

Desa

Gambar
Oleh: Kottir Aktifis Makassar Iwan Fals dalam lagunya berharap tentang kemandirian ekonomi desa, jangankan Bang Iwan, petani pun sangat mengharapkan desa sebagai kekuatan ekonomi. Pemerintah pun begitu, ingin membangun Indonesia dari pinggiran (Desa), pemerintah telah menyediakan dana untuk pembangunan desa, tetapi apakah dana desa hadir untuk kepentingan masyarakat desa ataukah sekadar sebagai nyanyian nina bobo untuk rakyat. Desa yang dulu sepi, senyap, tak ada lampu, jalanan becek nan berlubang kini rame, rame diperebutkan, banyak kepingin jadi kepala desa. Dana yang begitu banyak mengalir ke desa-desa itu harus di kawal, pemerintah dalam hal ini telah menyiapkan itu, dalam pembangunan desa harus terbuka terhadap masyarakat. "Negara harus berpihak pada para petani entah bagaimana caranya desa masa depan kita keyakinan ini datang begitu saja karena aku tak mau celaka" kata Iwan Bang Iwan sangat yakin dengan itu sebab ia tak mau celaka, ketika Kota sudah mengu

Tirani Pendidikan

Gambar
Hard Darakay Penulis Oleh ; Hard Darakay Harold Aktifis Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kepulauan Aru “Jangan pukul kami dengan rotan, kami manusia bukan kuda” mungkin itu yang akan diungkapkan murid saat dipukul pantatnya dengan rotan oleh guru mereka di sekolah. Begitulah gambaran yang muncul dalam lagu  “Another Brick in the Wall”. Murid tidak bebas dalam mengekspresikan ilmu pengetahuan dan skill yang sebenarnya ada di dalam diri mereka. Murid wajib mengikuti secara patuh semua peraturan dan proses belajar-mengajar yang sudah ditetapkan secara baku. Murid wajib hadir di kelas tepat waktu, wajib berpakaian rapi, duduk dan diam di dalam kelas mendengar penjelasan guru. Tak boleh mengerjakan sesuatu yang lain di luar pelajaran yang sedang diajarkan. Jika murid melakukan sesuatu yang bertentangan dengan aturan dan budaya pengajaran yang ditetapkan sekolah maka sanksinya adalah kekerasan fisik dan psikologis. Secara fisik, murid akan dipukul dengan rotan. Tak ada bedanya dengan
Gambar
Oleh : Dara Hilda Maisyita Aktifis Flowers Aceh Ribuan buruh memperingati May Day dengan turun kejalan melayangkan beberapa tuntutan. Semula massa aksi direncanakan berkumpul di Istana Merdeka yang datang dari beberapa titik di Jakarta. Namun sayangnya jalan menuju istana diblokade pihak keamanan dengan kawat-kawat berduri. Sehingga seluruh massa aksi bertumpuk di depan patung silang kuda. Aksi yang berlangsung pada tanggal 1 mei 2017 ini dikawal ketat oleh kepolisian dengan menurunkan sebanyak tujuh ribu personil. Dalam aksi ini, salah satu tuntutan yang dilayangkan adalah menolak sistem outsoursing yang berkedok pemagangan. System ini dianggap sebagai salah satu mekanisme perbudakan dijaman modern, sehingga perlu dikritisi secara cermat. Dalam era globalisasi, setiap perusahaan kerap kali memasang persyaratan pelamar memiliki pengalaman kerja terlebih dahulu. Maka perusahaan membuka kesempatan kepada fresh graduation atau tamatan SMA/SMK untuk memiliki kesempatan magang

Tunas-Tunas Perlawanan

Gambar
Puisi Oleh: Haroly Darakay Koordinator Geham Kepulauan Aru Ketika tunas itu tumbuh, memunculkan seribu makna Tertulis rapi pada ruas-ruas batang Menggantung megah pada dedaunan Melihat kekayaan orang serakah Di sudut jalan, Si miskin terkulai lemah Masuk ke dalam tidur malam Makanan seadanya, pakaian robek dan kumal selimuti tubuh Tak bisa berbuat banyak, karena ditindas Tapi… Senyum harap tak pernah rapuh Ketika tunas itu tumbuh, serupa tubuh yang mengakar Setiap nafas yang berhembus adalah Sabda Perjuangan Penguasa dunia ini kejam. Mereka menindas yang miskin dan yang lemah… Haruskah kita berdiam? Terhadap kekejaman mereka? Ayo,,,bangkilah kawan,,, siapkan senjata ilmu Lawan, lawan, lawan!!

Dialektika Cinta

Gambar
Oleh : Septi Maydodga Aktifis Gempar Manokwari Papua Barat Cinta merupakan sebuah perasaan yang tertanam dalam hati setiap pribadi manusia, dimana seseorang akan merasakan gejolak dalam dirinya, karena gejolak tersebut lain dari sikap dan kata-kata pribadi kita. Pergerakan tubuh manusia dapat digerakan Karena pikiran, dan jujur kita mengakui bahwa pikiran yang tulus dan murni hanya dari "Hati" sehingga semua yang berkaitan dengan hati nurani tidak bisa membohongi pribadi kita. Pergerakan tubuh akan melahirkan perkembangan tubuh, yang akan disebut sebagai keinginan " Hati " sebab semua itu ada proses dan tahapan yang harus dilalui sesuai mekanisme. Dialektika Cinta merupakan sebuah hasrat percintaan yang mengedepankan, nilai-nilai keadilan dalam percintaan, yaitu saling menghargai, saling menghormati, saling melengkapi, dan sepahan dalam tindakan perhubungan Cinta. Kehadiran cinta untuk membawa energi dan kekuatan bagi pribadi seseorang demi menciptak